Senin, 24 September 2012

KONSEP SYEKHUNA TENTANG SYAHADAT PAYUNG



A. PENDAHULUAN

Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah swt. yang diciptakan untuk menjadi Khalifah di Bumi. Manusia dituntut unuk meneruskan nasab dai keturunan bani adam yang kesemuanya dilahirkan hanya untuk menyembah Tuhannya (Allah swt. ).Beban Yng ditanggung manusia sebagai seorang ‘Abid (penyembah) dibimbing melalui utusan bersama risalah kenabian yakni Al islam, Risalah ini berisi Tuntunan-tuntunan dari Allah swt. baik yang bersifat Ubudiyah (Ibadah) ataupun Muamalah (Perbuatan).Dalam tuntunan Ubudiyah setelah Masa Kenabian (setelah pemimipin Tauhid; al imam dalam beribadah) telah terputus yang kemudian datanglah seorang Guru (Syekh) yang melanjutkan amanat pemegang risalah guna membimbing ummat Nabi saw. Sebagai ummat yang selalu melaksanakan apa yang ada pada risalah tersebut.

Al Habib Umar bin Yahya atau biasa disebut dengan Syekhunal Mukarrom menerapkan Tuntunan-tuntunan Ubudiyah yang dikenal luas sebagai Tuntunan Syahadatain.Diantara Tuntunan beliau yaitu dua kalimah Syahadat yang dilanjutkan dengan kalimat Sholawat. Kita sebagai penganut Tuntunan Syahadatain selain mengenal akan Syahadat Sholawat dikenal juga Syahadat Payung. Adanya pembagian mengenai Syahadat yang diketahui secara umum yakni Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul, dijelaskan bahwa Syahadat tauhid itu berbunyi persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Syahadat Rasul merupakan persaksian akan Nabi Muhammad Saw. sebagai utusanNya, dan bagaimanakah dengan Syahadat Payung?, Konsep apakah yang ada pada Syahadat Payung?, Bagaimanakah Lafadznya?, dan apa manfaatnya?.Agar lebih menambah wawasan, maka Syahadat Payung akan dibahas kedepan berdasarkan referensi yang ada, dan ulasan mendatang semoga dapat menjadi masukan akan wawasan ke-Syahadatain-an, Amin.

1. Pengertian Dari segi bahasa

Syahadat Payung dipahami dari kata Syahadat dan Payung. Kata Syahadat berarti persaksian yang dimuat dalam dua kalimat Syahadat, dan kata Payung merupakan suatu perumpamaan sebagai pengayom atau bermakna penjaga.Secara istilah Syahadat Payung yaitu dua kalimat Syahadat yang dipisahkan dengan gelar Syaikhunal Mukarrom yang bertujuan sebagai pelindung ummat segala macam musibah.Hal diatas senada dengan yang dinadzomkan oleh Abah Syekhuna yakni;Ayu batur payunge gage dibuka Aja kongsi udane tekaIku payunge Syahadat Sholawat Saban Waktune aja keliwat. Ayu batur sing kuat-kuat Gelaraken iki Syahadat Sebab akeh penyakit lewat Bakal akeh wong ngeduk luwat.

Jadi secara umum Syahadat Payung merupakan persaksian seorang hamba akan Allah dan Rasul-Nya sebagai suatu tameng bagi hamba-Nya dari hal-hal yang dapat merugikannya.

2. Syahadat Payung Sebagai Pelindung Manusia

Dalam Tuntunan Syahadatain kalimat Syahadat (Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul) merupakan kaimat Syahadat yang terbagi kedalam lima istilah yaitu;

a. Kalimat Syahadat Sholawat (yang biasa dibaca setelah Sholat)
b. Kalimat Syahadat Payung
c. Kalimat Syahadat Ulul Azmi
d. Kalimat Syahadat Nuril Mubin
e. Kalimat Syahadat Mahdi

Ketika kita bahas mengenai Syahadat Payung Kalimat atau Lafadz ini yakni:

اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ َاَشْهَدُ  يَاشَيْخُنَا الْمُبيْنُ يَاشَيْخُنَا الْخَبيْرُ الْعَلِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْهَادِي
يَاشَيْخُنَا الْحَفِيْظُ  الْقَوِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْحَمِيْدُ يَاشَيْخُنَا الْوَاليُّ
وَصَحْبه وَسَلِّم ,اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه رَّسُوْلُ اللهِ ا وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً

اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ َاَشْهَدُ  يَاشَيْخُنَا الْمُبيْنُ يَاشَيْخُنَا الْخَبيْرُ الْعَلِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْهَادِي
يَاشَيْخُنَا الْحَفِيْظُ  الْقَوِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْحَمِيْدُ يَاشَيْخُنَا الْوَاليُّ
وَصَحْبه وَسَلِّم ,اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه رَّسُوْلُ اللهِ ا وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً

اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ َاَشْهَدُ  يَاشَيْخُنَا الْمُبيْنُ يَاشَيْخُنَا الْخَبيْرُ الْعَلِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْهَادِي
يَاشَيْخُنَا الْحَفِيْظُ  الْقَوِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْحَمِيْدُ يَاشَيْخُنَا الْوَاليُّ
وَصَحْبه وَسَلِّم ,اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه رَّسُوْلُ اللهِ ا وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً

Kalimat Syahadat tersebut diajarkan Syekhunal Mukarrom guna membina dan maluruskan Ummat nabi pada risalah sebenarnya menuju keselamatan di Dunia dan Di Akherat kelak tanpa hambatan apapun.Men-dawam-kan Syahadat Payung berarti selalu mengikrarkan akan siapa yang menjadi imam kita dan berharap akan menjadi orang yang ikut (Gandul) kepada Syekhuna sebagai seorang Guru Mursyid.Ummat zaman akhir kabeh bae pada tuna Yen mong tuna gage gandul ning SyekhunaGandulana Syekhunal Mukarrom Syarif Hidayat Ngamanaken Dzohir batin kabeh rakyat.


Nadzom diatas mengingatkan manusia bahwasannya Guru Mursyid sangat penting dalam proses bimbingan baik lahir maupun batin sehingga tercipta Insan Kamil yang selamat di Dunia dan Akherat.Adanya Syahadat Payung manusia dapat terhindar dari ancaman orang-orang yang merusak, Syahadat ini juga memiliki tujuan diantaranya:  Sebagai peneguh Keimanan terhadap Allah swt.   Sebagai Penghancur penyakit hati seperti kesombongan dalam hati, takabur dan sebagainya  Sebagai pelindung dari gangguan-gangguan Ghaib seperti Syetan, Jin, ataupun Sihir  Sebagai pengobat penyakit Dzohir dan Batin.Semua jama’ah Syahadatain mengenal dan hapal Syahadat Payung dimana Syhadat ini dibaca di seluruh penjuru, namun Syahadat Payung yang tersebar pada jama’ah itu sendiri berbeda-beda, inilah yang menjadi dilemma manakah Syahadat Payung yang sebenarnya.Pada jama’ah Asy Syahadatain terdapat tiga lafadz Syahadat Payung yang dikenal, sedangkan yang dibenarkan ada dua macam lafadz.

Sebagaimana diterangkan terdahulu, selain itu lafadz Syahadat Payung yang juga kita temui berbunyi

 يَاشَيْخُنَا الْمُبيْنُ يَاشَيْخُنَا الْخَبيْرُ الْعَلِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْهَادِي
يَاشَيْخُنَا الْحَفِيْظُ  الْقَوِيْمُ يَاشَيْخُنَا يَاشَيْخُنَا الْحَمِيْدُ يَاشَيْخُنَا الْوَاليُّ
وَصَحْبه وَسَلِّم ,اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه رَّسُوْلُ اللهِ ا وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً

Ketiga macam lafadz Syahadat payung ini setidaknya ada satu lafadz yang salah apakah lafadz yang pertama, dimana Jama’ah Munjul biasa melafadzkannya demikian, ataukah yang lain.

Melihat dari pengertian Syahadat Payung yakni dua kalimat Syahadat yang dipisahkan dengan gelar Guru Mursyid (Syekhuna) maka jelaslah bahwa lafadz Syahadat Payung yang terakhirlah yang keliru karena tidak adanya pemisahan pada dua kalimat Syahadat tersebut. Mengenai lafadz yang pertama dan kedua dianggap benar karena ada pemisahan pada kalimat Syahadat, hanya saja terdapat perbedaan antara lain:

Penggunaan kata شَيْحُنَايَاهَادِي berarti penyebutan Guru dengan sebutan gelarnya

Penggunaan kata يَاشَيْحُنَاالهَادِي berarti menyebut atau memenggil Guru dengan disebutkan sifat yang bersandarkan pada gelarnya.

Perbedaan lafadz Syahadat Payung sesuai dengan ajaran dan yang menyeleweng terdapat pada kata guru beserta sifat-sifatnya yang memisahkan dua kalimat Syahadat sebagaimana penjelasan dari pengertian itu sendiri. Dan apabila pemisahan itu terletak pada dengan Sholawat, maka hal itu juga tidak sesuai dengan pengertian sehingga deapat dikatakan menyeleweng pula.

B. KESIMPULAN

Syahadat yang kita ketahui (Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul) itu terbagi menjadi Syahadat Sholawat, Syahadat Payung, Syahadat Ulul azmi, Syahadat yang di pisahkan dengan gelar syekhunal Mukarrom yang memiliki tujuan khusus.

Download KONSEP SYEKHUNA TENTANG SYAHADAT PAYUNG.pdf

1 komentar:

  1. Punten Kang, ketika kita menafsirkan hal apa saja yang berkaitan dengan ilmu syahadat sebaiknya lebih mengedepankan penjelasan (referensi) dari para kiai sepuh yang lebih dekat kepada Syekhuna, sehingga pemehamannya lebih dapat dipertanggungjawabkan dihadapan Syekhuna. Terimakasih dan Mohon Maaf

    BalasHapus